Rabu, 25 Februari 2015

Fakta Tentang Owi dan Butet

  No comments    


- Di Singapura Open Super Series 2011, Tontowi/Liliyana tidak pernah kehilangan 1 setpun dalam bertanding hingga menempati podium juara.
- Di All England 2012, Owi/Butet juga tak kehilangan 1 setpun hingga final dan juara.
- Meraih medali emas Bulutangkis ganda campuran "SEA Games" (2011)
- Waktu Shooting Hitam Putih Trans 7 Tantowi Ahmad datang terlebih dahulu daripada Butet. Owi 30 menit sebelum tapping, Butet 10 menit sebelum tapping *Rajinnya
- Butet juga menyelipkan uang Rp 2.500 kepada petugas Parkir *baiknya
- Owi sering menyebut Butet sebagai senior paling Galak grin emotikon
- Kata Michelle “pacar owi” Owi itu bukan typekal Cowo Genit
- Dulu, Butet sering nangis ketika sedang mengaduk susu.
Ia selalu teringat dengan sang Mama yang ketika di rumah selalu membuatkan gadis Manado ini Susu. setiap hari, namun ia harus mengaduk susu sendiri, sempat ia menangis ketika mengaduk susu.
- Hobi Owi adalah maen Layang2 *Pantesan Item grin emotikon
- Butet sendiri mengaku bahwa hal yang paling membosankan adalah latihan fisik yang membuat Butet sangat capek dan tidak ada senangnya.
- Soal pacar, Butet sendiri mengaku masih penjajakan (apa brondong itu “LYD” hihih *Gosip aja ih?) tapi ia memilih dari luar atlet, alasannya dari atlet akan membuatnya malas bertemu tiap hari.
- Pasangan ini selalu kesulitan ketika melawan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen. Terbukti di 3 pertemuan terakhir selalu kalah.
- Meraih hattrick gelar juara di India Super Series 3x berturut tahun 2011-2013 dan juga di Taipei Open juga mencetak hattrick juara.
- Merupakan pasangan dengan nilai sponsor terbesar diantara pemain Indonesia lainnya. *disponsori Victor nih pasangan.
- Paling sering diundang diacara Trans7 seperti Hitam Putih, Bukan 4 Mata, dll. Apalagi sehabis meraih juara.

Semoga fakta-fakta diatas bisa menarik pembaca. dan disini saya mengambil dari berbagai sumber.

Minggu, 08 Februari 2015

Prepare it Guys ...

  No comments    
Peralatan yang digunakan di dalam permainan badminton ialah :
  1. 1.    Net
Di tengah-tengah lapangan, net berdiri dengan tinggi 155 cm di bagian tepi. Net merupakan pembatas berupa jaring yang membentang antara 2 bidang permainan dan diikatkan pada tiang.
Gambar
  1. 2.    Raket
Pada tahun 1970-an, gagang raket maupun daun raket masih terbuat dari kayu. Namun pada saat ini raket sudah dibuat dari berbagai jenis bahan, misalnya dari bahan alumunium, grafit, dan karbon. Terdapat berbagai macam bentuk raket, jenis raket serta harga raket. Semakin mahal raket maka semakin ringan dan kuat raket itu.
Di tengah daun raket terdapat jaring yang dibuat dari senar (string) berupa tali plastic sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bias dipasang sekencang-kencangnya tetapi tdak mudah putus (dengan tarikan 21-24 ukuran kekencangan raket), agar dapat memantulkan shuttlecock yang dipukul dengan kencang dan cepat. Raket standar memiliki ukuran panjang 66-68 cm lebar kepala 22 cm. Untuk raket berbahan karbon, beratnya adalah 85 gram.
Gambar
  1. 3.    Kok (Shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik yang umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan oleh IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa atau bulu ayam yang menancap pada gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan diikat 2 tali. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di luar negeri, banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus dan bulunya. Namun umumnya, kok jenis ini hanya untuk latihan.
Kok yang bagus ialah apabila dipukul menggunakan raket dengan tangan di bawah pinggang maka akan melucur lurus tanpa gerakan ke arah kanan atau kiri saat mengudara. Secara umum, panjang kok sekitar 8,8 cm, diukur dari ujung kepala kok hingga ujung daun bulu. Panjang batang daun kok adalah 6,5 cm, sedangkan panjang kepala kok adalah 2,3 cm.
Bagian-bagian kok:
  1. Helai daun bulu      : Berfungsi sebagai penyeimbang kok ketika melayang .
  2. 3 jahitan                  : Berfungsi untuk memperkuat kok.
    1. Batang bulu           : Berfungsi memperkuat posisi helai daun dan mempermudah menancapkan bulu ke kepala kok.
    2. Label kok               : Berfungsi untuk memperkuat kok dan memperindah kok.
    3. Kepala kok             : tempat menancapkan batang bulu.
    4. Label nama kok      : Terpdat di bagian dalam, berfungsi untuk memberi nama kok (merk), memperindah kok, dan menutupi kertas penambah berat pada kok.
    Gambar
Gambar
  1. 4.    Sepatu dan Pakaian
Gambar
Gambar
Terdapat perlengkapan utama dan tambahan dalam permainan bulutangkis. Baju, celana, dan sepatu tergolong perlengkapan utama, sedangkan ikat tangan, ikat kepala, dan pengaman lutut merupakan perlengkapan tambahan. Sepatu bulutangkis harus ringan dan  tidak licin. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang bervariasi warnanya.
Pada dasarnya, penggunaan kaos kaki tidaklah wajib, namun ia berfungsi sebagai penyerap keringat. Kaos kaki yang agak tebal dapat mengurangi kemungkina terjadi iritasi kulit akibat gesekan kulit dengan sepatu.
Penggunaan celana pendek atau kaos bulutangkis sebenarnya bebas, namun pada tingkat internasional banyak dipakai jenis kaos yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Kadang pemain menggunakan pengikat pergelangan tangan, pengikat kepala, atau pengaman lutut baik untuk keperluan esensial maupun sekadar untuk meramaikan penampilan.
  1. 5.    Lapangan
Lapangan bulutangkis dapat dibuat di berbagai tempat, bisa diatas tanah, atau untuk saat ini kebanyakan di atas lantai semen atau ubin. Pembuatan lapangan bulutangkis biasanya sekaligus didesain denga gedung olahraganya.
Garis-garis batas pada lapangan dapat dibuat dengan warna putih, warna lainnya. Lebar garis batas lapangan adalah 40 mm (1½ inci). Berikut dapat dilihat gambar lapangan bulutangkis secara lengkap.
Lapangan di tempat terbuka, harus dibuat dengan cermat agar tidak  angin yang menganggu. Jika dibuat di dalam gedung, maka tinggi  bangunan minimal adalah 8 m, sehingga tidak akan menganggu ketinggian shuttlecock.
Di kampung-kampung di Indonesia, banyak lapangan bulutangkis  didirikan di atas tanah, semen cor, atau aspal. Namun,  di gedung olahraga  biasanya sudah berupa semen yang dilapisi vinyl atau kayu lantai.Di lapangan yang diakui secara internasional digunakan karpet yang terbuat dari karet keras  namun elastis.
Diantara kedua jenis lapangan bulutangkis, secara umum masyarakat  kita lebih akrab dengan lapangan bulutangkis untuk partai ganda (double). Sebagaimana digambarkan di halaman 14. Meskipun demikian, tentu saja  lapangan double dapat digunakan untuk permainan single, yaitu dengan menghilangkan (atau mengabaikan) kedua garis samping.
Lapangan bulutangkis berukuran 610 x 1340 cm, yang dibagi dalam bidang –bidang, masing-masing dua sisi berlawanan. Ada garis tunggal, ada garis ganda,  juga ada ruang yang memberi jarak antara pelaku dan penerima servis.
Gambar

Daftar pustaka
Abdullah,Arma. 1998.Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dirjen Dikti
Alhusin, Syahri (2007).Gemar Bermain Bulu Tangkis,.Yogyakarta : Setiaji
Davis,P. 1976.Badminton Complete. London: Kaye and Wara Barnes.

Sinopsis Film KING

  No comments    
Film KING
Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulutangkis sejati, seperti idola dia dan ayahnya :  Liem Swie King …
.
Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulutangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulutangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur anaknya, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulutangkis.
Mendengar cerita ayahnya tentang “KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya, seperti ketika Raden memaksanya harus bertanding dengan mas Raino jagoan bulutangkis di kampung mereka, yang akhirnya membuat Guntur di hukum oleh sang ayah. Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulutangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulutangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga seperti … LIEM SWIE KING .. SANG IDOLA ! ” KING … His spirit is in my soul
A
Pemain :
1. Rangga Raditya sebagai Guntur
2. Lucky Martin sebagai Raden
3. Surya Saputra sebagai Pak Herman
4. Mamiek Prakoso sebagai Tedjo
5. Ariyo Wahab sebagai Kang Raino
6. Wulan Guritno sebagai Joice
7. Valerie Thomas sebagai Michelle
8. Jonathan Christie sebagai Arya
9. Asrul Dahlan sebagai Bang Bujang
10. Argo “Aa Jimmy” sebagai Kang Untung
11. Yati Surachman sebagai Nenek Raden
12. Wawan Wanisar sebagai Pak Lurah
13. Gerry Puraatmadja sebagai Wo Jarkoni
Crew List :
1. Executive Producer : Nia Sihasale Zulkarnaen
2. Producer & Director : Ari Sihasale
3. Line Producer : Noel Radjapono & Gunawan Raharjo
4. Basic Story : Ari Sihasale, Nia Sihasale & Andhy Pulung
5. Screenplay : Dirmawan Hatta
6. DOP : Yudi Datau
7. Art Director : Budi Riyanto Karung
8. Film Editor : Andhy Pulung
9. Sound Designer : Dwi Budi Priyanto & Khikmawan Santosa
10. Music Illustrator : Aksan Sjuman & Titi Sjuman
11. Original Soundtrack : Ipang & Ridho

Shuttlecock Nganjuk, Tembus Luar Negeri

  No comments    
Masyarakat Indonesia memiliki olahraga populer, namanya bulu tangkis. Saking mema-syarakatnya olah raga ini, tidak ada kampung yang tidak mempunyai la-pangan bulu tangkis. Asyik bermain bulu tangkis, kadang orang lupa siapa sesungguhnya yang mem–bikin shuttlecok? Di Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten nganjuk, shuttlecock dibikin.
Desa Sumengko boleh dikata sentra industri kecil shuttlecock di Kabupaten Nganjuk. Banyak perajin yang memproduksi shuttlecock. Industri kecil ini terus berkembang. Bukan saja menembus pasaran nasional, tetapi juga luar negeri. Shuttlecock mulai dikenal di Desa Sumengko tahun 80-an. Dua tahun kemudian, persisnya tahun 1984, cock produksi Sumengko mulai keluar daerah. Tanpa label atau tanpa identitas produksi. Istilahnya, produk disetor ke juragan dengan kosongan. Lantas juragan tersebut yang mel» beli produk dan dijual ke pasaran.
Salah satu industri cock itu dengan merk Mitra Cock. Saat itu produksinya berupa cock kosongan dikirim ke salah satu juragan di Malang. Belakangan diketahui, label yang dipakai adalah merk nasional. Setelah cukup ahli membuat cock, perajin nekat membuat brand sendiri, yaitu Mitra Cock. Nama brand itu sekaligus menjadi nama perusahaan hingga kini.
KOK Nganjuk 1“Sebelum membuat shuttlecock saya bekerja mencari bulu menthok. Bulu-bulu berukuran tertentu terse­but kemudian kami setor ke juragan. Ternyata bulu-bulu menthok itu di­produksi menjadi cock untuk bulu tangkis/’ kata Sujadi, pemilik Mitra Cock.
Sejak itu Sujadi tidak lagi menye­tor bulu-bulu itu ke industri kecil yang dipasok. Dengan modal Rp 15 ribu Sujadi kemudian memproduksi sendiri hingga akhirnya menjadi perusahaan Mitra Coks seperti sekarang. Karena tidak susah memproduksi cock, maka orang sekampung akhirnya dia ajak menjadi mitra.
Dalam membuat cock, pertama-tama yang dilakukan adalah mengumpulkan bulu. Bulu menthok adalah yang paling bagus. Bulu dicabut langsung dari menthok berdasarkan ukuran tertentu. Pencabutan harus hati-hati karena bulu tidak boleh patah. Bulu didapatkan dari Jombang, Mojokerto, Madiun dan Solo. Ada juga yang diimpor dari Taiwan.
Bulu kemudian dicuci bersih lalu dikeringkan. Dijemur alami di panas matahari paling bagus agar tidak 4 merusak warna alami bulu. Setelah mengering dilakukan proses sortir. Bulu dipilih berdasarkan kategori 1,2,3 dan super. Kemudian dipotong- potong berdasarkan kualitas tersebut. “Bulu bagian atas tak terpakai, yang terpakai adalah bagian bawah yang terdapat tangkainya” kata Sujadi.
Proses selanjutnya memasukkan tangkai bulu ke lubang-lubang kayu khusus berbentuk setengah ling­karan, setelah itu dijahit memakai benang besar agar tidak terlepas. Setelah distel sesuai kecepatan yang diinginkan baru kemudian dilem, diberi label produksi, lalu dikemas dalam slop-slop khusus.
Dalam satu slop berisi 10 biji cock. Untuk pengiriman, dalam satu dos berisi 20-50 slop bergantung per­mintaan. Dalam sebulan Mitra Cock memproduksi tak kurang dari 3000 slop. Jika dirupiahkan setara dengan Rp 96-100 juta.
Diakuinya pasar shuttlecock selalu ada. Sebab makin bergairah bulu tangkis, makin besar serapan pasar yang didapatkan. Dengan cara memilah-milah bahan baku berkulitas sesuai kategori sedang dan super, pasar bisa dijajaki sampai tak terbatas.
Kebutuhan cock dalam dan luar negeri mampu melambung tinggi jika even tahunan seperti Piala Thomas dan Uber sedang diseleng­ garakan. Terlebih jika jago-jago Indonesia menang bertanding, omzet otomatis ikut terdongkrak.
Pemasaran Mitra Cock meluas sampai seluruh Jawa. Malah boleh dibilang mengusai pasar. Pasar luar Jawa juga besar. Untuk pasaran luar negeri, Belanda, Malaysia, Singapura, Cina dan Jepang merupakan pasar tetap. Jika kualitas produk makin baik, sudah tentu
pasar luar negeri makin bisa dikembangkan.
Selain Sujadi ada pengusaha shuttlecock yang cukup sukses. Dia adalah Edi Hari Prasetyo, yang merintis usaha tersebut sekitar 1987-an dengan meneruskan usaha orang tuanya. Sekarang dengan 50 orang karyawan, usahanya mampu menghasilkan sekitar 200 lusin shuttle-cock per minggu. “Kami mencoba memanfaatkan peluang. Tetapi itu semua bergantung pada modal ” ujar Edi.
Menurut Edi, modal yang dipakai untuk membuat 1.000 lusin shuttle-cock mencapai sekitar Rp 40 juta. Jika terjual, 1.000 lusin itu bisa laku sekitar Rp 45 juta. Jika dipotong untuk biaya produksi, seperti upah buruh, maka keuntungan yang di-peroleh Edi sekitar Rp 3.000.000. Jumlah yang terbilang lumayan.
Sayang, kendala modal masih terjadi. Sebab, tak jarang pihaknya tak mampu melayani pemesanan karena kurang modal. Shuttlecock yang dihasilkan dipasarkan ke beberapa daerah, seperti luar Jawa, Malang, Surabaya, Bandung, Semarang dan Jakarta. Untuk memasarkan produksi tersebut pihaknya bekerja sama dengan para agen dan klub-klub bulu tangkis di berbagai daerah.
KOK Nganjuk 0Menurut Edi, biasanya para a.£jen itu yang memesan lebih dahulu. “Dengan demikian kami tahu berapa kebutuhannya sehingga seluruh produk ini laku di pasaran,” paparnya. Edi mengungkapkan, sejak beberapa tahun terakhir biaya pembuatan shuttlecock meningkat. Itu karena bahan baku berupa bulu itik harus diimpor dari Taiwan. Sayang sekali. Langkah impor bulu mentok itu terpaksi dilakukan karena Indonesia, terutama di Nganjuk, saat ini jarang orang beternak itik. Tentu saja ini menyulitkan pencarian bahan baku.
“Kami akui, kualitas bulu mentok lokal lebih bagus disbanding bulu mentok impor.Tetapi, saat ini untuk mencari bulu mentok local sangat sulit. Kalaupun ada, sangat sedikit dan tidak mampu memenuhi kebutuhan,” papar sarjana ekonomi tersebut. Edi mengungkapkan bahwa shuttlecock produksi Nganjuk su-dah diakui di tingkat nasional.
Sayangnya, para perajin belum mempunyai hak paten sehingga kebanyakan shuttlecock belum diberi merek. Tentunya hal ini memungkinkan pihak-pihak lain membajak dan memberi merek ketika melemparkannya ke pasaran. Dari ratusan unit usaha itu baru tiga yang sudah mempunyai hak merek, yakni merek Mina, Aldo RI, dan Memori. Padahal dengan banyaknya unit usaha di Nganjuk, diperkirakan ada sekitar 10 ribu shuttlecock yang dipasok untuk memenuhi kebutuh an nasional, (han)

sumber : pusaka jawatimuran

Sejarah Bulutangkis

  No comments    

Permainan Battledore and Shuttlecock pada tahun 1854
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia

sumber : wikipedia.com

Kamis, 29 Januari 2015

City of Badminton

  No comments    

Serba Bulutangkis di City of Badminton


Cobalah datang ke Istora Senayan, Jakarta, tempat penyelenggaraan Djarum Indonesia Open Super Series 2010. Beberapa langkah dari pintu masuk, Anda akan masuk ke City of Badminton.

Di sebelah kiri area City of Badminton, Anda bisa menemukan layar lebar yang menayangkan pertandingan yang tengah berlangsung di dalam gedung. Jadi, andai Anda kehabisan tiket, tidak perlu khawatir tidak bisa menyaksikan pebulutangkis idola berlaga.

Di tengah, ada konter penjualan suvenir berbau bulutangkis. Ada kaos dengan desain-desain yang menarik, topi, jaket, payung dan lain-lain. Semuanya bertemakan bulutangkis.

Harga suvenir-suvenir tersebut relatif terjangkau. Kaos misalnya, cukup ditebus dengan harga Rp 30-60 ribu, topi seharga Rp 35-45 ribu atau payu dan jaket yang berharga Rp 100-150 ribu.

Sejauh ini, sambutan pengunjung Istora terhadap produk-produk tersebut cukup semarak, terbukti dengan angka penjualan yang lumayan.


Di samping temat penjualan suvenir tersebut, ada tempat buat mengecat wajah. Buat yang telah membeli salah satu produk, Anda bisa mendapatkan riasan wajah gratis. Bila tidak membeli pun, Anda bisa mengecat sendiri wajah Anda dengan contoh pola disediakan.

Selain itu, ada juga musik hidup yang akan makin meramaikan suasana.

Semoga para badminton lovers bisa berkunjung ke Istora Senaya dan melihat para idola secara langsung.

Rabu, 28 Januari 2015

Materi Latihan

  No comments    

Materi
.
Materi latihan yang diberikan kepada anak-anak didik meliputi : fisik, tehnik, dan strategi yang telah disesuaikan dengan umur anak. Ingat !!! Olahraga bulutangkis bukanlah olahraga instan atau sekali jadi, karena memerlukan waktu yang panjang untuk bisa menjadi pemain bulutangkis. Jadi sebaiknya mulai dikenalkan sejak usia dini dengan olahraga bulutangkis, sehingga seiring dengan perkembangan fisik, pola pikir dan usia anak serta rutinitas latihan akan membentuk kekuatan dalam olahraga permainan ini.












Ada beberapa methode latihan yang biasa diterapkan oleh Pelatih dalam mendidik anak agar gemar olahraga bulutangkis. Karena yang berlatih masih anak-anak jadi harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan kemampuan anak dalam mengikuti latihan tersebut.Untuk anak pemula yaitu anak yang baru mengenal olahraga bulutangkis harus dilatih sesuai dengan kemampuannya.

Ada beberapa bentuk latihan yang harus dijalani atau tahapan dalam berlatih bagi anak-anak yang baru mengenal olahraga bulutangkis, antara lain :

1. Latihan Dasar atau Basic
Dalam olahraga beladiri kita mengenal istilah kuda-kuda, olahraga bulutangkis juga mempunyai gerakan dasar yang dapat membentuk pola permainan seorang anak karena latihan pada tahap ini bertujuan untuk melatih gerakan kaki dan tangan agar seirama, latihan ini harus dilakukan pada tahun pertama mulai berlatih bulutangkis.

2.  Latihan Skill
Pada tahun kedua adalah latihan ketrampilan mengayunkan raket sesuai arah datangnya bola dengan tujuan untuk memukul atau mengembalikan bola agar jatuh sesuai dengan yang dikehendaki. Latihan ini harus dilakukan secara intensif untuk menambah akurasi dan memperbanyak jenis pukulan sehingga dapat membentuk kemampuan anak.

3. Latihan Fisik
Bentuk latihan tambahan yang digunakan untuk menjaga kebugaran tubuh sehingga selalu siap setiap saat ketika berada di lapangan. Tahapan ini sebaiknya diberikan pada tahun ketiga dan bentuk latihannya harus sesuai dengan usia anak tersebut sehingga tidak melebihi batas kemampuannya.

4. Latihan Teknik dan Strategi
Latihan pada tahun keempat adalah memberikan latihan tambahan berupa beberapa gaya permainan dan cara belajar untuk menyusun suatu strategi agar dapat mengalahkan musuh sehingga dapat menjadi pemenang. Latihan ini harus rutin dilakukan karena dapat membantu anak agar mempunyai reaksi berpikir secara cepat ketika menghadapi kondisi sulit ketika berada di lapangan.

Apabila tahapan tersebut sudah dijalani berarti anak tersebut sudah siap untuk dilatih mental dengan memberikan kesempatan bertanding dalam suatu kejuaraan.
Semoga kalian bisa.