Jumat, 27 Maret 2015

15 Fakta Indonesia Yang Mendunia

  No comments    
Mungkin isi blog ini berbeda dari pos-pos sebelumnya. But, no problem guys.
Banyaknya persoalan dan pandangan negatif yang sedang dihadapi oleh Indonesia, diantaranya tentang dunia politik, keamanan, bahkan kesejahteraan rakyat kecil sedikit banyak memang mempengaruhi citra pemerintah dan negara di mata masyarakat Indonesia sendiri maupun dunia internasional. 
Namun sebenarnya, sekedar saling mengingatkan bahwa negeri kita adalah negeri yang sangat kaya dan berpotensi, baik dari sumber daya alamnya ataupun dari budaya asli seperti sebagai negara dengan suku, bangsa, dan bahasa yang terbanyak di dunia. Selain itu juga terdapat beberapa prestasi dari anak-anak bangsa yang begitu membanggakan. Dan berikut 7 fakta tentang Indonesia yang mendunia.
1. Negara Kepulauan Terbesar
Fakta yang pertama adalah bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terdapat 17.504 pulau dimana 9.634 pulau belum diberi nama dan 6 ribu pulau tidak berpenghuni. Yang semakin membanggakan adalah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia ada di Indonesia yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Selain sebagai negara kepulauan, Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim terbesar di dunia. Bayangkan saja, luas perairan Indonesia mencapai 93.000 km dan panjang pantai sekitar 81 ribu km² atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
2. Hutan Terbesar
Dunia telah mengakui bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat banyak dan beragam Hutan dengan luas 39.549.447 hektar di pulau sumatera, kalimantan, Dan sulawesi terdapat keanekaragaman hayati dan plasma nutfah terlengkap di dunia, jika hutan tersebut hilang maka bumi akan hancur karena bumi sangat tergantung pada hutan tropis untuk menjaga keseimbangan iklim selain ditopang oleh hutan hujan yang ada di amazon. Hal itu membuktikan bahwa bumi dan kelangsungan hidup seluruh makhluk di dunia bergantung pada Indonesia, selain itu Indonesia juga memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman bakau bermanfaat untuk mencegah pengikisan air laut atau abrasi.
3. Kekayaan Bahari
Kekayaan alam laut Indonesia ternyata juga luar biasa. Kekayaan itu antara lain adalah terdapatnya spesies ikan hiu terbanyak di dunia yaitu sekitar 150 spesies, terdapatnya ikan terkecil di dunia tepatnya di Sumatera yang panjang tubuhnya 7.9 mm, transparan, dan tidak bertulang kepala. Indonesia juga memiliki gugusan terumbu karang terbanyak dan terindah yang di sebut segitiga coral, namun 65% dari 75.000 km² segitiga coral itu ada  di Indonesia. Itulah sebabnya Indonesia menyumbang 18% terumbu karang bagi perairan dunia.
4. Kopi Termahal
Kopi merupakan minuman yang banyak di sukai di seluruh dunia. Dan kopi yang diakui dunia sebagai kopi terbaik karena rasanya yang enak sekaligus menjadi kopi termahal adalah kopi luwak. Brazil boleh menjadi negara penghasil kopi terbesar sementara Indonesia berada  di posisi ketiga, tetapi kopi luwak kopi yang dihasilkan bersama kotoran oleh musang ini asli berasal dari Indonesia. Walaupun mahal, kopi fenomenal itu banyak di cari terutama oleh penikmat kopi.
5. Kain Tenun Asli
Kita mengenal produk peragaan busana terkenal kelas dunia GUCCI asal Italia. Produk langganan publik figur dunia tersebut ternyata menggunakan kain tenun asal Indonesia sebagai bahan bakunya. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa kain tenun asal Indonesia telah diakui oleh dunia. Seperti kain tenun yang mendunia, ternyata orang Indonesia pun telah banyak yang berkarya untuk dunia. Salah satunya, yaitu Ir. Ahmad Murdijad warga negara Indonesia yang memang bermukim di Kuala Lumpur Malaysia selama belasan tahun lamanya itu adalah perancang menara Kuala Lumpur di Malaysia  yang merupakan menara keempat tertinggi di dunia.
6. Komodo
Selanjutnya adalah fakta bahwa banyak peninggalan purbakala yang ternyata ada di Indonesia. Di dunia fauna ada komodo yang merupakan kadal terbesar di dunia dan peninggalan hewan purba dan komodo hanya ada di Indonesia tepatnya di Nusa Tenggara Timur. Kini kepopuleran komodo terutama setelah terpilih menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia semakin mendunia. Di temukannya fosil manusia purba tertua di dunia yang diperkirakan berasal dari 1.8 juta tahun yang lalu. Fosil yang disebut phitecantrophus erectus itu ditemukan di Jawa Tengah.
7. Keanggotaan PBB
Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu- satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.
8. Pulau Terpadat
Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hampir penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI. 
9. Negara Muslim Terbesar
Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia. 
10. Negara Pertama Pasca PD II
Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia. 
11. Tim Badminton Indonesia
 
Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambang supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002) dan juara all England terbanyak.
12. Tambang Emas Terbesar
Punya Tambang Emas Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia namanya PT Freeport. Apa saja kandungan yang di tambang di Freeport? ketika pertambangan ini dibuka hingga sekarang, pertambangan ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas.dan jika diuangkan hasilnya menjadi anggap Rp. 300.000. dikali 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 Gram dikali Rp 300.000.= Rp.217.410.000.000.000.000.000 RupiahLalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA! prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas, ya.. dialah URANIUM! 
13. Cincin Api Dunia
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia. 
14.  Pulau Bungin
 
Pulau Bungin di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa NTB, merupakan pulau kecil buatan terpadat didunia melebihi kepadatan pulau Jawa dengan kepadatan 36000 jiwa/km2 sedangkan kepadatan pulau jawa hanya sekitar 813 jiwa/km2 atau kepadatan pulau Bungin sama dengan 44 kali kepadatan pulau Jawa. Pulau yang hanya seluas 8 hektar ini mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.800 Jiwa.
15. Kota Petir
Aktivitas petir terbanyak dalam Guinness Book of World Records, Cibinong, Bogor di Jawa Barat diakui sebagai tempat dengan aktivitas petir tertinggi di dunia. Pada tahun 1988, stasiun cuaca lokal tercatat 322 hari dengan petir.

Informasi ini aku dapat dari Bahtera Info

6 Klub Asing Ikut Djarum Superliga Badminton 2015

  No comments    
JAKARTA, BOGORPOS – Enam klub asing dari berbagai negara telah memastikan diri untuk mengikuti Liga bulutangkis bertajuk Djarum Superliga Badminton 2015 yang akan diselenggarakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar Bali, 25 Januari – 1 Februari 2015.
Dikatakan oleh penyelenggara, untuk kejuaraan tahun ini, pihaknya telah menyiapkan sejumlah inovasi yang ditujukan agar penyelenggaraannya lebih spektakuler, kompetitif, ketat, menarik, dan menghibur.
“Kami membuat sejumlah perubahan, semata-mata agar Djarum Superliga Badminton 2015 bisa berjalan lebih sukses, menarik, dan persaingannya berjalan lebih ketat. Dengan hadiah yang lebih besar, diharapkan makin banyak pemain bintang kelas dunia ikut hadir meramaikan Djarum Superliga Badminton,” kata Direktur Superliga Badminton, Achmad Budiharto, dalam acara jumpa pers di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta, Rabu, 7 Januari 2015.
Djarum Superliga Badminton 2015 bakal menyediakan hadiah dengan nilai yang cukup besar. Masing-masing kelompok putra dan putri akan memperebutkan prize money dengan total USD200,000 atau setara dengan Rp. 2,5 Miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan dari hadiah pada liga tahun sebelumnya yang berjumlah Rp. 2 Miliar.
Selain dari segi hadiah, Djarum Superliga Badminton juga membuat sejumlah regulasi yang lebih menarik, diantaranya, Masing-masing klub peserta diperbolehkan meminjam pemain dari klub lain di luar klub peserta Djarum Superliga Badminton, termasuk pemain asing. Berbeda dengan tahun silam, kali ini penggunaan pemain asing pada liga tahun 2015 tidak dibatasi jumlahnya. Hanya, sesuai manual regulasi liga, pemain asing tersebut hanya boleh mengikuti maksimal 2 (dua) partai atau pertandingan dalam setiap turun bermain atau bertanding.
Enam klub luar negeri yang sudah menyatakan untuk berpartisipasi dalam  Superliga tahun 2015 tersebut seluruhnya berasal dari dataran Asia, mereka adalah, Hokuto Bank, Hitachi, Renesas, Tonami, dan Gifu Tricky Panders dari Jepang, ditambah satu  klub dari Thailand yaitu Granular.
Sementara untuk klub-klub dalam negeri, yang sudah memastikan diri untuk berpartisipasi adalah Djarum Kudus, Musica Champion Kudus, Jaya Raya Jakarta, Jaya Raya New Star, Mutiara Cardinal Bandung, Hi-Qua Wima Surabaya, Suryanaga Surabaya, dan USM Blibli.
Budiharto menambahkan, hadirnya peserta asing dipastikan bakal menambah daya tarik dan semarak turnamen kali ini. Pasalnya, para peserta dari mancanegara itu pasti akan mendapat tantangan serius dari para pemain-pemain terbaik Indonesia yang tersebar di sejumlah klub-klub di Tanah Air.
Djarum Superliga Badminton 2015 merupakan perhelatan kelima. Sebelumnya ajang paling bergengsi dan menghibur ini digelar pada tahun 2007, 2011, 2013 dan 2014. Sementara pada tahun 2009 tidak diselenggarakan. Total hadiah yang diperebutkan kali ini adalah USD 200,000, terbagi rata di dua kelompok putra dan putri. Distribusinya adalah, sang juara mendapat USD50,000, runner-up USD25,000. Lalu, peringkat III USD15,000 dan ranking IV USD10,000.
Pada perhelatan Djarum Superliga Badminton 2014 yang berlangsung di DBL Surabaya, klub Musica Champion Kudus sukses mempertahankan gelar juara di kelompok putra walaupun tanpa Lee Chong Wei, setelah tertinggal 0-2 dari unggulan pertama Jaya Raya Jakarta, akhirnya Lee Hyun Il menjadi penentu kemenangan 3-2 untuk Musica Champion Kudus.
Di kelompok putri Jaya Raya Jakarta berhasil mempertahankan gelar juara setelah menaklukan klub asal negeri Sakura, Unisys, dengan skor akhir 3-1.
Berikut daftar klub dari dalam dan luar negeri yang sudah menyatakan ikut berpartisipasi di Djarum Superliga Badminton 2015:

Klub Luar Negeri
HOKUTO BANK (Jepang)
RENESAS (Jepang)
GRANULAR (Thailand)
HITACHI (Jepang)
TONAMI (Jepang)
GIFU TRICKY PANDERS (Jepang)

Klub Dalam Negeri
PB DJARUM KUDUS
PB MUSICA CHAMPION KUDUS
PB JAYA RAYA JAKARTA
PB MUTIARA CARDINAL BANDUNG
PB SURYANAGA SURABAYA
PB HI-QUA WIMA SURABAYA
PB JAYA RAYA NEW STAR
USM BLIBLI

Sumber: bogorpos.com

Indonesia Punya

  No comments    
Tulisan ini memang panjang, tapi masih terlalu sedikit untuk bisa menjabarkan semua rasa bangga yang sudah ditebarkan para Pahlawan Indonesia dari arena bulutangkis.

Indonesia punya sejarah manis dalam olahraga bulutangkis dunia dan sampai sekarang masih diakui sebagai salah satu raksasa bulutangkis meskipun mungkin raksasa yang kehilangan pentungan. Secara umum Indonesia memang punya peranan dan sejarah yang akan tercatat selamanya di dalam buku besar bulutangkis dunia.
Indonesia adalah pemegang rekor juara terbanyak Thomas Cup dan negara pertama yang mampu menjuarai Piala Thomas selama lima kali berturut-turut, dan menjadi satu-satunya sebelum tahun 2012 China menorehkan catatan yang sama. Pebulutangkis Indonesia Rudy Hartono merupakan satu-satunya pebulutangkis yang mampu menjuarai All England sampai delapan kali, tujuh kalinya secara berturut-turut. Indonesia juga peraih medali emas pertama tunggal putera dan puteri Bulutangkis di ajang olimpiade lewat Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti. Piala Sudirman dan Piala Suhandinata adalah dua kejuaraan beregu senior dan junior paling bergengsi yang setara Thomas dan Uber dan merupakan penghargaan kepada tokoh bulutangkis asal Indonesia, Dick Sudirman dan Suharso Suhandinata, dan hanya mereka berdua di dunia yang memperolehnya sampai saat ini. Turnamen Indonesia Open juga merupakan satu dari lima turnamen Super Series Premier dan merupakan turnamen Super Series terbaik 2012.
Saya tidak akan menulis sejarah bulutangkis atau Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di dalam tulisan ini, karena itu bisa ditemukan di dalam blog lain ataupun situs resmi PBSI. Tapi perjalanan prestasi para pebulutangkis lah yang perlu dibangkitkan kembali, semoga kita kembali tergugah untuk mengembalikan zaman-zaman penuh emas itu.

Tan Joe Hoek
Dia bisa dibilang generasi pertama dari bulutangkis Indonesia yang ke pentas international – kalau di dalam negeri sudah ada beberapa nama sebelumnya – dan lansung membawa Indonesia ke jajaran atas bulutangkis dunia. Mempunyai julukan yang sangat mengerikan, The Giant Killer atau Pembunuh Para Raksasa, karena keberhasilannya menundukkan unggulan-unggulan serta para jago bulutangkis saat itu.
Keberhasilan Tan Joe Hoek dan tim Merah Putih mengalahkan Malaysia di final Piala Thomas 1958 adalah pertama kalinya mereka berhasil mengarahkan perhatian dunia kepada Indonesia. Tidak mengherankan karena status Malaysia saat itu adalah juara bertahan dan Malaysia selalu menjadi juara sejak pertama kali Piala Thomas digelar. Indonesia sendiri saat itu adalah tim kecil yang sama sekali belum punya prestasi apapun. Bahkan menurut pengakuan beberapa pemain saat itu, wartawan Singapura dan Malaysia meremehkan mereka saat sebelum pertandingan final itu dimulai karena ibaratnya kelinci yang menentang macan. Setelah pertandingan yang diluar dugaan tersebut, tim Merah Putih saat itu lalu mendapat sebutan The Magnificent Seven karena kebetulan anggotanya juga tujuh orang. Mereka adalah Tan Joe Hok, Ferry Sonneville, Lie Poo Djian, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Eddy Jusuf dan Olich Solihin.
Tahun 1959 seolah puncak karir Tan Joe Hok, dimulai dari mempersembahkan gelar All England pertama buat Indonesia setelah mengalahkan kompatriotnya Ferry Sonneville yang tahun sebelumnya juga bersama-sama meraih Piala Thomas. Tampilnya dua wakil Indonesia di final All England yang bisa dikatakan kejuaraan tertinggi bulutangkis benar-benar membuka mata dunia akan kekuatan baru dari Asia Tenggara. Tahun 1959 itu juga Tan Joe Hok melengkapi gelarnya dengan US Open dan Canadian Open, ketiganya merupakan turnamen paling bergengsi saat itu.
Tapi setelah merebut ketiga gelar itu, Tan Joe Hok memutuskan gantung raket karena ingin melanjutkan studinya. Kebetulan saat itu dia mendapatkan beasiswa untuk belajar di Baylor University, Texas, jurusan Premedical Major in Chemistry and Biology. Perjuangan Indonesia dilanjutkan oleh teman-temannya seperti Ferry Sonneville, Njoo Kim Bie, dan lain-lain. Ferry misalnya memborong 12 gelar antara tahun 1956-1962 di Belanda, Jerman, AS, Kanada dan Perancis.
Namun Tan Joe Hok tidak sepenuhnya pensiun, karena saat-saat tertentu dia kembali ke tanah air memperkuat tim Indonesia di ajang-ajang seperti piala Thomas 1961 dan 1964. Tahun 1962 dia juga akhirnya menjadi atlet bulutangkis pertama yang meraih medali emas Asian Games. Sumbangan-sumbangan yang sangat berarti bagi Indonesia muda saat itu. Kisah hidupnya bahkan sampai diulas khusus Sport Illustrated, sebuah majalah olahraga berengsi di USA.
Tahun 1961 dia pulang dari Texas ke Indonesia khusus untuk mempertahankan Piala Thomas. Dengan mengajak Ferry Sonneville yang saat itu juga sedang melanjutkan studi di Belanda, mereka pulang ke Indonesia dengan biaya sendiri. Begitu Piala Thomas berhasil dipertahankan, Presiden Soekarno sempat memberikan check bernilai $1000 namun ditolaknya. Pendapatnya, “Saya kan sudah mendapat beasiswa dari Baylor University (Texas). Kenapa saya mesti menerima uang lagi? Kasihan, masih banyak mereka yang membutuhkannya. Uang saku, saya pun sudah bisa mendapatkannya sendiri dengan bekerja di kampus..”
Namun setelahnya tidak lagi mudah bagi Tan Joe Hok. Sebagai keturunan Tionghoa, dia ikut menjadi korban 1965, tidak peduli dengan statusnya sebagai pahlawan bangsa (pernah menerima bintang jasa Satyalencana Budaya juga). Harus antri di kantor pemerintah Indonesia agar anak-anaknya bisa sekolah. Namun untunglah dia tidak memiliki dendam sama sekali kepada Indonesia. Terbukti tahun-tahun setelahnya dia tetap kembali ke bulutangkis Indonesia sebagai pemain dan pelatih Tim Thomas, meski harus merelakan namanya diganti menjadi Hendra Kartanegara. Kartanegara dipilihnya karena tidak ingin menghilangkan kata TAN dari namanya.
Anyway, Tan Joe Hok belajar bulutangkis menggunakan bakiak dan shuttlecock yang hanya tersisa tiga lembar bulu. Dan menurut pengakuan Tan Joe Hok sendiri dia sama sekali tidak mengenal teknik permainan bulutangkis.

Rudy Hartono Kurniawan
Rudi Hartono hadir beberapa tahun setelah era Tan Joe Hok sebagai pemain berakhir. Diantara mereka sebenarnya ada beberapa nama seperti Ang Tjin Siang atau Muljadi. Ang sendiri selain termasuk ke dalam Tim Thomas Indonesia 1964, 1967, 1970 dan 1973 juga pernah merebut gelar Perancis Terbuka dan Asian Games 1966. Namun kemunculan Rudy Hartono dengan torehan prestasinya yang luar biasa sedikit mengalihkan perhatian dari Ang, apalagi beberapa kesempatannya meraih gelar justru digagalkan Rudy Hartono saat di final, misalnya All England 1971 dan AS Terbuka 1969.
Prstasinya yang paling mencolok tentu saja di arena All England, meskipun sebenarnya dia juga pernah merebut tiga gelar Denmark Open, dua Canadian Open dan US Open. Tapi di All England lah dia yang benar-benar tak terkalahkan hampir selama 10 tahun. Meraih gelar pertamanya di umur 18 tahun, Rudy mencatatkan namanya di Guinnes Book of World Record sebagai pemegang gelar All England delapan kali dimana tujuh diantaranya diraihnya beruntun dari tahun 1968. Sempat lepas di tahun 1975 setelah final yang ketat melawan musuh bebuyutannya Svend Pri dari Denmark, dia kembali merebutnya kembali tahun 1976 mengalahkan rekan senegaranya Liem Swie King. Tahun 1978 adalah All England terakhir yang diikutinya dengan status runner-up, kalah dari partai balas dendamnya Liem Swie King.
Di luar All England, keikut sertaannya di Thomas Cup juga mengangkat namanya. Rudy tidak pernah absen membela Indonesia sejak 1967 dan mempersembahkan empat tropi juara dan dua kali sebagai runner-up. Selain itu dia juga menjadi juara dunia di tahun 1980. Semuanya ini menggerakkan majalah Time menganugerahkan gelar Asian Heroes kepada Rudy Hartono Kurniawan tahun 2006. Agak mengejutkan memang karena bulutangkis bukanlah olahraga utama saat itu, tapi tidak bila dilihat dari keperkasaan seorang Rudy Hartono. Selain Time, UNDP juga pernah menunjuknya menjadi duta untuk Indonesia. Dan Rudy Hartono adalah orang Indonesia pertama yang menerima anugerah penghargaan tertinggi Badminton Hall Of Fame di tahun 1997.
Sekarang Rudy Hartono memang sudah tidak lagi bermain bulutangkis. Operasi jantung tahun 1988 membuatnya tidak bisa lagi berolahraga selain jalan kaki agar tidak membebani jantungnya. Tapi Rudy tetap memberikan perhatian penuh kepada bulutangkis Indonesia lewat PBSI. Hal lain dari Rudy Hartono adalah keikutsertaaanya di film Matinya Seorang Bidadari tahun 1971.

Liem Swie King
Dia adalah salah satu pahlawan besar lainnya dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Hampir semua kejuaraan yang ada saat itu pernah dimenanginya. Gaya permainannya sangat khas, dengan jumping smash yang dilakukan setelah melompat tinggi dan menghasilkan smash sangat keras sehingga julukan King Smash pun dilekatkan padanya. Dia adalah Liem Swie King.
Kemunculan pertamanya di pentas dunia lansung mencuri perhatian saat menantang Rudy Hartono di final All England 1976, meskipun saat itu kalah. Menarik perhatian karena dalam usia yang masih sangat muda menantang Rudy yang penguasa All England. Dan kekalahannya itu akhirnya dia bayar dua tahun kemudian di lapangan yang sama.
15 tahun di lapangan, sulit mengatakan mana prestasinya yang paling mentereng. Yang jelas puluhan tropi sudah dibawanya pulang. 3 Piala Thomas (dan 3 sebagai runner-up), 5 tropi SEA Games, 3 juara All England, 4 juara dunia mungkin yang paling kelihatan, tapi diluar itu masih ada puluhan piala grand prix dan kejuaraan bergengsi yang dimilikinya. Apalagi saat itu, banyak kejuaraan-kejuaraan baru diselenggarakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia Open. Dan Oom Liem pernah menjuarai sebagian besarnya, dan bahkan tidak cuma sekali.
Liem memutuskan gantung raket di tahun 1988 dan sempat menganggur karena tidak memiliki keahlian lain selain bulutangkis. Namun akhirnya dia bergelut di bisnis perhotelan dan spa. Mengelola hotel milik mertuanya adalah pekerjaan pertamanya setelah pensiun, sedangkan spa bermula dari kebiasaan Oom Liem menggunakan jasa pijat saat masih aktif sebagai atlet. Bisnis yang akhirnya berkembang dengan baik sampai mempekerjakan ratusan karyawan. Dan seperti Rudy Hartono, Liem Swie King juga pernah membintangi film Sakura Dalam Pelukan di tahun 1979. Film King yang dirilis tahun 2009 juga bercerita tentang anak yang menjadi atlet bulutangkis karena obsesi ayahnya terhadap Liem Swie King.
Menarik mengetahui fakta bahwa Oom Liem sama sekali tidak memajang puluhan tropi yang sudah dimenangkannya tersebut. Bahkan menurutnya, anak-anaknya tidak mengetahui kalau ayahnya adalah seorang legenda hidup bulutangkis Indonesia sampai saat mereka remaja. Mereka tahu pun saat banyak orang tak dikenal menyapa ayahnya, dan reaksi pertama anak-anaknya adalah, “Lho, memangnya Papi bisa main bulutangkis?” What a humble person.
Liem Swie King menerima Badminton Hall Of Fame tahun 2002, dan menjadi orang Indonesia keempat yang memperolehnya.

Christian Hadinata
Beliau adalah pemain bulutangkis spesialis ganda terbesar yang pernah dimiliki Indonesia, dan mungkin juga dunia. Sangat panjang bila harus menjabarkan satu per satu prestasinya di sini, namun dapat diringkas kalau Oom Christian ini pernah merebut semua gelar yang bisa diraih oleh seorang pemain bulutangkis putra saat itu, khususnya ganda. Dia bermain sama baiknya saat ganda putra maupun campuran. Dan bahkan saat pasangannya diganti pun tidak menemui kesulitan berarti. 15 tahun di dunia bulutangkis sebagai pemain, Christian Hadinata mampu meraih segalanya. Dan Badminton World Federation pun menganugerahinya penghargaan tertinggi World Badminton Hall of Fame pada tahun 2001, tidak hanya karena prestasinya sebagai pemain, tapi dedikasinya yang juga tinggi saat pensiun dan menjadi pelatih.
Di ganda campuran, keberhasilannya merebut gelar All England pertama buat Indonesia di sektor ganda campuran bersama Imelda Wiguna menjadi kenangan yang sangat berarti buat Indonesia. Apalagi mengingat tidak ada lagi yang bisa mengulanginya sampai 33 tahun kemudian, tepatnya tahun 2012 kemarin Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir mempersembahkan untuk kedua kalinya buat Indonesia. Bersama Imelda, Christian merebut berbagai kejuaraan bergengsi seperti SEA Games dan juga kejuaraan dunia tahun 1980. Tidak hanya bersama Imelda, Oom Christian juga pernah merebut gelar Juara Dunia bersama Ivana Lie tahun 1985, dan itu dilakukannya saat sudah berumur 35 tahun, usia yang bukan muda lagi bagi seorang atlet.
Di Ganda Putra prestasinya lebih berkilau lagi. Bersama Pasangannya Ade Chandra, mereka berdua sukses merubah gaya permainan ganda . Saat itu, permainan ganda identik dengan reli-reli panjang namun pasangan legendaris ini sukses merubahnya dengan memperkenalkan permainan bertempo cepat dan bertenaga keras. Selain pasangan ini, Indonesia juga punya pasangan Tjun Tjun/ Johan Wahjudi. Kedua pasangan ini adalah penguasa ganda putra di era tersebut, dan bila digabung dengan tunggal putra Rudy Hartono dan Liem Swie King, Indonesia benar-benar penguasa dunia saat itu.
Selain gaya permainan dan prestasinya yang berkilau, Oom Christian Hadinata juga dikenal sebagai pemain yang sportif. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah saat Final Piala Thomas 1984 melawan ganda China. Saat salah satu smash keras dari pasangan China itu jatuh di luar garis, wasit menyatakan poin menjadi milik Indonesia. Namun Oom Christian mendatangi wasit dan menyatakan bahwa shuttlecock sempat menyentuh bahunya, dan pada akhirnya wasit meralat keputusannya.
Christian Hadinata merasa bahwa bulutangkis adalah hidupnya, makanya setelah gantung raket tahun 1986 dia kembali ke lapangan sebagai pelatih. Sukses terbesar yang dipersembahkan buat Indonesia sebagai pelatih saat ganda putra Chandra Wijaya/ Tony Gunawan mempertahankan tradisi emas Olimpiade Indonesia di Sydney 2000.

Tjun Tjun/ Johan Wahjudi
Seperti disebutkan sebelumnya, bersama pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra, pasangan ini adalah penguasa ganda putra tahun 70’an. Enam kali juara All England jelas menunjukkan keperkasaan keduanya di lapangan, dan tidak jarang di final mereka menghadapi pasangan Indonesia lainnya itu. Bahkan tahun 1973 saat Tjun/Tjun/Johan Wahjudi gagal merebut All England, Chridtian Hadinata/Ade Chandra lah yang mengalahkan mereka di final.
Selain itu, Tjun Tjun/Johan Wahjudi juga pernah merebut gelar juara dunia, juara Asia, Swedia Denmark dan tentu saja Asian Games. Dan bersama-sama Christian Hadinata, Ade Chandra, Liem Swie King, Rudy Hartono dan beberapa orang lainnya, mereka tidak mengijinkan Piala Thomas sepanjang 1970-1980 pergi meninggalkan Indonesia.
Kiprah mereka yang luar biasa di bulutangkis, salah satunya sebagai penguasa All England membuat BWF akhirnya menganugerahkan penghargaan tertinggi Badminton Hall Of Fame kepada keduanya di tahun 2009.
Icuk Sugiarto
Prestasinya mungkin tidak sementereng Liem Swie King, tapi perhatiannya kepada bulutangkis Indonesia sangatlah besar. Setelah memutuskan pensiun, Icuk menjadi pelatih bulutangkis di PB Pelita Bakrie dan menjadi pengurus PBSI. Belakangan Icuk Sugiarto juga menjadi staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga, aktif di persatuan atlet dan kampany anti doping.
Meski saya bilang tidak semetereng Oom Liem,bukan berarti Oom Icuk bisa diremehkan. Belasan penghargaan diterimanya dari berbagai pihak karena aksinya di lapangan bulutangkis, termasuk Bintang Satya Lencana dan Atlet Terbaik Asia. Meski tidak pernah menjuarai turnamen bergengsi All England, puluhan tropi kejuaraan lain suskses dibawanya pulang. Selain piala Thomas, Icuk pernah menjadi juara Asia dan Dunia, bahkan sampai beberapa kali. Icuk juga pernah menjuarai Indonesia dan China Open yang sekarang statusnya sudah menjadi Premiere Super Series. Icuk Sugiarto mengukuhkan diri sebagai juara Asia dengan memborong semua kejuaraan SEA Games, Asian Games dan Asia Cup.

Minarni Soedaryanto
Beliau bisa disebut sebagai generasi pertama bulutangkis puteri Indonesia. Diakui memang prestasi pebulutangkis puteri tidak semenyilaukan yang putera, namun tetap saja kita harus memberikan penghargaan penuh kepada para srikandi-srikandi yang telah membuat orang di belahan dunia lain mengenal nama Indonesia.
Pada saat Rudy Hartono meraih All England pertamanya, saat itu sebenarnya di tunggal puteri, Minarni juga menjejak final namun akhirnya harus menerima posisi runner-up. Namun di saat yang sama, berpasangan dengan Retno Koestijah, Minarni merebut gelar ganda puteri. Dalam perjalanannya memang tidak banyak yang memperhatikan, karena terlanjur tertutupi oleh luar biasanya Rudy Hartono.
Minarni dan kawan-kawan juga lah yang akhirnya sukses mempersembahkan Piala Uber pertama untuk Indonesia pada tahun 1975, setelah tahun-tahun sebelumnya selalu gagal saat di final. Dan jauh sebelumnya, Minarni telah mempersembahkan medali Emas Asian Games 1962 dan 1966. Selain itu masih ada 5 kali Malaysia Terbuka, beberapa kali AS dan Kanada terbuka, baik sebagai tunggal, ganda puteri maupun ganda campuran.

Imelda Wiguna
Imelda benar-benar dikenal sebagai pemain spesialis ganda. Masuk ke dunia bulutangkis satu dekade setelah Minarni Soedaryanto mereka akhirnya bersama-sama berjuang merebut Uber Cup pertama Indonesia di tahun 1975.  Bersama pasangannya Theresia Widiastuti, Imelda menyumbangkan dua poin saat mengalahkan Jepang 5-2. Dan meski gagal merebut All England bersama-sama Theresia tahun 1975 itu, namun Imelda mewujudkan impiannya tahun 1979 bersama pasangan barunya Verawati Fajrin. Bahkan luar biasanya, di ajang yang sama Imelda mempersembahkan gelar ganda campuran pertama buat Indonesia bersama Christian Hadinata.
Selain bersama Theresia dan Verawati, Imelda juga pernah berpasangan dengan nama lain seperti Rosiana Tandean saat mempersembahkan medali emas SEA Games tahun 1985. Sedangkan di ganda campuran, Imelda hampir selalu bersama Christian, kecuali saat merebut emas SEA Games 1981 dengan Rudy Heryanto.
Imelda juga pernah mengibarkan bendera Indonesia di ajang-ajang lain seperti Kanada dan Belanda Terbuka dan tentu saja gelar juara dunia tahun 1980 saat bersama Christian Hadinata.

Ivana Lie
Ibu cantik satu ini bisa bermain di semua kategori dengan sama baiknya. Deretan tropi yang dimenangkannya sebagai pemain tunggal nyaris sama banyaknya dengan saat dia bermain berpasangan, baik ganda puteri maupun campuran.
Ivana Lie merupakan pasangan ganda Christian Hadinata setelah Imelda Wiguna menarik diri. Bersama Christian, Ivana pernah menjuarai ajang-ajang paling bergengsi Indonesia Open, US Open, SEA Games, Asian Games dan World Cup. Dia juga pernah menjuarai Indonesia dan China Open baik sebagai ganda puteri maupun tunggal. Selain itu, Ivana bersama tim beregu puteri menjadi pengusa SEA Games dalam rentang 1979-1985.
Setelah gantung raket, Ivana Lie tetap berkecimpung di dunia bulutangkis dengan mendirikan sekolah bulutangkis dan mencari bibit-bibit baru pebulutangkis Indonesia. Ivana Lie juga yang memperkenalkan istilah badmini, modifikasi badminton supaya lebih sesuai untuk anak-anak. Sekarang ini Ivana menjadi staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga.

Susi Susanti
Kalau yang ini pasti sudah sangat dikenal, bahkan meskipun oleh orang yang sama sekali bukan pemerhati bulutangkis atau olahraga. Sukses mengumandangkan Indonesia Raya untuk pertama kalinya di arena olimpiade sementara matanya basah menatap Sang Merah Putih yang digerek lebih tinggi dari bendera Korea Selatan dan China. Adegan yang tidak akan pernah dilupakan oleh anak bangsa. (Ssst, saya sendiri masih merasakan sesak dan mata memanas setiap kali adegan ini ditayangkan).
Untuk rangkaian prestasi, mungkin Wikipedia bisa menjabarkan dengan lebih lengkap, saking banyaknya medali dan penghargaan yang pernah dia terima. Dan semua dimulai saat usia 14 tahun dia menjuarai World Championship Junior dan luar biasanya dia merebutnya di tiga kategori sekaligus, yaitu Tunggal Puteri, Ganda Puteri dan Ganda Campuran. Saya jadi bertanya-tanya, kalau diizinkan bermain di tunggal dan ganda putera mungkin diapun akan membawa pulang gelar juara. Prestasi yang sama diulanginya di tahun 1987, dua tahun kemudian, kali ini di tunggal dan ganda puteri.
Tahun pertamanya bergabung di kejuaraan senior di tahun 1989 di usia 18 tahun, Susi lansung merebut gelar bergengsi World Cup dan Indonesia Open serta sukses menjadi finalis All England. Prestasi yang sama diulanginya lagi setahun setelahnya, bahkan ditambah dengan World Badminton Grand Prix dan All England pertamanya. Dan bertambah lagi di tahun berikutnya.
Susi Susanti adalah salah satu atlet terbesar Indonesia dan mungkin juga dunia, khususnya bulutangkis. Dari 313 kali pertandingan yang pernah diikutinya, Susi hanya kalah 37 kali. Dan sulit sebenarnya di arena mana dia yang terbaik. 4 kali All England, 6 Indonesia Open, 6 World Badminton Grand Prix, 5 Malaysia Open dan 4 Japan Open. Itu masih kurang banyak bila dihitung kejuaraan lain yang hanya diikutinya satu atau dua kali seperti, Denmark, China atau Korea Open. Seperti tadi saya bilang, lengkapnya bisa dilihat di Wikipedia atau google saja.
Tapi semua mungkin sepakat kalau Olimpiade Barcelona 1992 adalah yang akan paling diingat semua orang. Selain itu adalah medali emas pertama Indonesia, olimpiade Barcelona juga pertama kalinya mempertandingkan bulutangkis secara resmi sebagai cabang olahraga. Di ajang yang sama wakil Indonesia lainnya, Alan Budi Kusuma juga mempersembahkan emas kedua buat Indonesia. Media international di seluruh dunia menjuluki keduanya sebagai Pengantin Olimpiade karena berhasil mengawinkan dua medali emas bulutangkis. Dan keduanya mewujudkan dalam kehidupan pribadi mereka dengan menikah di tahun 1997.
Selain itu, Susi Susanti dan tim Merah Putih lainnya juga membawa pulang piala Sudirman pertama kalinya di tahun 1989 dan tidak pernah terulang lagi sampai saat ini, agak ironis mengingat kejuaraan ini adalah penghormatan untuk tokoh Indonesia, Dick Sudirman. Susi Susanti juga sukses mengembalikan Piala Uber kembali ke Indonesia tahun 1994 setelah hampir 20 tahun, dan juga berhasil mempertahankannya dua tahun kemudian. Dan seperti piala Sudirman, Uber juga belum pernah lagi kembali ke Indonesia setelahnya. Kalau SEA Games tidak perlu dipertanyakan lagi, emas tidak pernah lepas dari Indonesia sejak 1987-1997.
Yang paling mencolok dari Susi Susanti adalah sikap rendah hatinya, disamping gaya permainannya yang memang sangat khas. Lihat saja figurnya di luar lapangan, tidak terlihat sama sekali kalau dia adalah atlet dan bintang kelas dunia. Dan Susi juga sangat memperhatikan bulutangkis Indonesia meski tidak pernah duduk sebagai pengurus, sampai tahun 2012. Susi lebih memilih mengurus keluarganya, suami dan tiga orang anak, dan bisnis raket dibawah label ASTEC (Alan Susi Technology). ASTEC sendiri akhirnya rutin menggelar turnamen bulutangkis yang sekarang sudah masuk kalender BWF.
Selain piala dan tropi kejuaraan, Susi Susanti juga pernah mendapat penghargaan lain. Presiden Soeharto menganugerahkannya Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama setelah dia membawa pulang medali Olimpiade 1992. Dia dianugerahi penghargaan tertinggi World Badminton Hall Of Fame tahun 2004, penghargaan yang juga pernah diterima Rudy Hartono, Christian Hadinata, Liem Swie King dan Dick Sudirman.

Hariyanto Arbi, Ardy B Wiranata, Alan Budi Kusuma dan Joko Supriyanto
Kalau Liem Swie King dijuluki King of Smash, maka Hariyanto Arbi mendapat kehormatan digelari Smash 100 watt. Smash mereka berdua memang sangat keras dan bertenaga, dan Hariyanto yang memang mengidolakan Liem Swie King disebut-sebut sebagai reinkarnasinya Oom Liem meskipun orangnya sendiri masih hidup. Tapi jumping smash Hari memang sangat ditakuti lawannya.
Prestasi yang dicatatkannya pun cukup beragam, namun sayang dia gagal mengoleksi satu pun piala Indonesia Open. Kurang beruntung baginya karena berada di era yang sama dengan Ardy B Wiranata. Ardy sukses memegang rekor enam kali juara Indonesia Open, sama dengan Susi Susanti di tunggal puteri. Namun Hariyanto tetap tidak kurang bersinarnya di ajang lain. All England, Asian Games dan Kejuaraan Dunia adalah beberapa yang paling bergengsi di antaranya. Dan tentu saja kesuksesan tim Merah Putih bersama Hari mempertahankan piala Thomas empat kali, tahun 1994, 1996, 1998 dan 2000.
Hariyanto Arbi pernah menerbitkan sebuah biografinya yang ditulis Broto Agung tahun 2006 berjudul “Hariyanto Arbi Smash 100 Watt”. Peluncurannya dihadiri para pengurus PBSI dan juga rekan-rekannya sesama atlet. Dan Ardy juga pernah memenangi World Chinese Badminton tahun 2010 di Pattaya Thailand, meskipun usianya tidak muda lagi. Sementara Ardy B Wiranata memilih menjadi pelatih di Kanada dan Amerika Serikat. Bukan tidak mau mengembagkan negeri sendiri, tapi Ardy ingin memperkenalkan bulutangkis di benua Amerika. Sementara Alan Budi Kusuma yang berasal dari generasi yang sama, mengembangkan bisnisnya bersama sang istri Susi Susanti.
Alan sendiri dan Ardy seolah dipertemukan takdir. Alan dikalahkan Ardy di All England 1991, dan berikutnya Ardy yang justru kalah saat final Olimpiade 1992. Dan rekor Indonesia Open Ardy dari tahun 1990-1997 dirusak oleh Alan yang mengalahkannya di final 1993.

Ricky Subagja/ Rexy Mainaky
Ganda Putera asal Indonesia ini juga pantas disebut penguasa 90’an. Hampir semua jenis pertandingan pernah mereka menangkan berdua. Pasangan yang hampir tidak pernah berganti pasangan ini menjadi legenda hidup bulutangkis Indonesia. All England, Juara Dunia, Asian Games, Indonesia Open dan China Open hanyalah sebagian dari deretan kejuaraan yang pernah mereka menangkan. Seperty Hariyanto Arbi, keduanya juga memperkuat Tim Thomas Indonesia dan memberikan gelar juara dari tahun 1994-2000.
Pasangan ini juga melanjutkan perjuangan Susi-Alan dengan membawa pulang emas dari ajang Olimpiade Atlanta 1996, dan merupakan satu-satunya emas Indonesia saat itu. Ricky-Rexy juga selalu memperkuat Tim Piala Sudirman Indonesia, meskipun akhirnya selalu gagal membawa pulang.
Sama seperti seniornya Tjun Tjun/ Johan Wahjudi, pasangan ini juga diganjar dengan Badmintton Hall Of Fame tahun 2009 karena prestasi dan dedikasi mereka yang tinggi untuk bulutangkis. Sebagai tambahan, Ricky dan Rexy keduanya menjadi pelatih sampai saat ini. Bahkan Rexy sudah menjadi langganan tim luar negeri, dan terakhir tercatat sebagai pelatih Tim Nasional Filipina. Dan dikepengurusan PBSI yang baru dibawah pimpinan Gita Wirjawan, Ricky, Rexy dan Susi Susanti diserahi tugas membina atlet dan meningkatkan prestasi atlet bultangkis Indonesia.

Milenium Ketiga
Mundurnya kuartet Hariyanto Arby, Ardy B Wiranata, Alan Budi Kusuma dan Joko Supriyanto hampir bersamaan dengan munculnya Taufik Hidayat, sehingga lost generation tidak terjadi di sektor tunggal putera. Di saat bersamaan, di ganda putera pasangan Ricky/Rexy juga tergantikan dengan munculnya Chandra Wijaya/Tony Gunawan.
Mereka bertiga merupakan pahlawan olimpiade yang meneruskan tradisi emas Indonesia dari tahun ke tahun. Di Sydney tahun 2000, pasangan Chandra Wijaya/ Tony Gunawan kembali mengibarkan bendera Merah Putih. Di luar itu, pasangan ini juga meraih berbagai macam medali bergengsi lainnya seperti All England, Kejuaraan Dunia, SEA Games, kejuaraan Asia dan tentu saja Piala Thomas.
Taufik sendiri juga benar-benar menyambut apa yang sudah diwariskan para pendahulunya. Taufik, seperti juga Ardy memegang rekor juara enam kali Indonesia Open. Meski tidak pernah berhasil merebut All England, namun kejuaraan Asia dan Dunia pernah dirasakannya. Puncaknya tentu saja saat merebut medali emas Olimpiade Athena 2004. Dan Taufik juga pernah merasakan nikmatnya menjadi pebulutangkis nomor satu dunia. Sampai saat ini Taufik masih aktif sebagai pemain dan berniat gantung raket setelah Indonesia Open Super Series Premiere 2013, namun terakhir kali dia meraih juara adalah di India 2011. Usia yang tidak lagi muda membuatnya mulai fokus ke pembinaan atlet-atlet muda.
Emas Olimpiade selanjutnya direbut oleh pasangan ganda putera Markis Kido/Hendra Setiawan di 2008. Pasangan ini juga merebut China Open dan Juga Denmark Open dua tahun berturut-turut. Saat ini, China, Indonesia, Denmark, All England dan Korea Adalah turnamen bulutangkis paling bergengsi. Pasangan ini juga merebut peringkat satu dunia dari 2007 sampai 2008.
Selain itu masih ada nama Liliyana Natsir yang cukup patut mendapat perhatian. Pemain ganda campuran ini bermain sama bagusnya saat berpasangan dengan Nova Widianto ataupun saat sekarang dengan Tontowi Ahmad. Setelah meraih juara Asia Junior bersama Markis Kido di 2002, Liliyana berpasangan dengan Nova Widianto dan meraih dua kali juara dunia dan juga merasakan peringkat satu dunia. Sedangkan bersama Tontowi Ahmad, meskipun belum pernah ranking satu, tapi Liliyana meraih All England yang sudah 33 tahun tidak pernah direbut ganda campuran Indonesia dan mempertahankannya lagi tahun berikutnya (2013).
Meskipun terlihat masih cukup banyak prestasi yang diraih, namun sangat jelas kalau bulutangkis Indonesia di millennium ketiga mengalami penurunan. Terakhir kali Indonesia merebut Piala Thomas adalah tahun 2002, dan setelahnya hanya sekali tahun 2010 Indonesia bisa mencapai final. Tahun 2012 bahkan Indonesia membuat torehan baru, pertama kalinya sejak keikutsertaan di Piala Thomas gagal masuk babak semifinal. Piala Uber lebih parah lagi, selesainya Susi Susanti di 1996, tidak pernah lagi piala Uber menetap di Indonesia. Pemain-pemain puteri pun tidak ada lagi yang menonjol. Setelah Susi Susanti dan Minarti Timur pensiun dan Mia Audina pindah ke Belanda, sepertinya hanya Liliyana Natsir, dan diapun bermain sebagai ganda campuran. Di Olimpiade 2012 tradisi emas bulutangkis Indonesia juga terhenti, bahkan Indonesia tidak membawa satupun medali dari cabang bulutangkis.
Dari data BWF saat tulisan ini dibuat, hanya pasangan Tontowi/Liliyana yang berada di tiga besar dunia, lalu Sony Dwi Kuncoro di peringkat empat dunia. Kategori lain bahkan tidak mencatatkan namanya di sepuluh besar. Ada juga skandal yang dibuat ganda puteri utama Indonesia saat olimpiade, Greysia Polii/Meliana Jauhari yang membuat mereka di skors beberapa waktu, sebab mengalah supaya bertemu lawan yang lebih ringan.
Regenerasi ditengarai menjadi penyebab paling utama. Pengurus dan pelatnas gagal dalam mewujudkannya. Mengejar perolehan medali dan point, PBSI memilih menurunkan pemain senior dan mengabaikan usia muda, sehingga saat pemain senior sudah mulai ‘tua’, mereka tidak memiliki calon pengganti, sehingga untuk pertama kalinya ada generasi yang hilang dari bulutangkis Indonesia.
Beberapa waktu lalu pengurus PBSI akhirnya diganti, semoga pergantian pengurus juga berarti perubahan manajemen dan pembinaan pemain. Bulutangkis adalah olahraga rakyat dan kebanggan Indonesia, dan seseorang (suatu bangsa) hanya bisa hidup bila memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.
UPDATE (Maret 2014)
Tahun 2013, setelah pergantian pengurus PBSI, akhirnya bulutangkis Indonesia kembali menunjukkan supremasinya. Hal ini tidak terlepas dari masuknya legenda-legenda bulutangkis Indonesia ke jajaran pengurus, terutama bidang kaderisasi dan pembinaan prestasi, sebut saja mantan Ganda Putera terbaik dunia, Ricky Subagja dan Rexy Mainaki, dan ada juga srikandi Indonesia yang sudah dimiliki dunia, Susi Susanti. Mereka bertiga bersama pengurus dan jajaran pelatih pelatnas PBSI akhirnya perlahan-lahan berhasil membangkitkan lagi kejayaan Indonesia.
Sampai pertengahan tahun 2013 prestasi Indonesia bisa dibilang masih biasa-biasa saja. Nihil gelar di Korea Open Superseries Premier, dan hanya Ahsan/ Hendra yang berhasil membawa gelar dari Malaysia Open Superseries. Hal yang sama juga berlansung di All England, hanya Tontowi Ahmad/ Liliyana yang berhasil membawa pulang gelar dari sana. Indonesia Open Super Series Premier malah lebih buruk, di turnamen yang digelar di rumah sendiri, malah hanya satu wakil yang berhasil masuk final, dan untungnya juara sehingga muka Indonesia berhasil di selamatkan.
Tapi setelahnya tim Indonesia perlahan-lahan terus bangkit, dengan dimotori ganda putra Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan dan ganda campuran Tontotwi Ahmad/ Liliyana Natsir. Kedua pasangan ini berhasil menjuarai BWF World Championships, dimana terakhir Indonesia membawa pulang di sana adalah tahun 2007 lewat Nova Widianto/ Liliyana Natsir dan Markis Kido/ Hendra Setiawan. Lalu ada juga pasangan baru Gideon Markus Fernaldi/ Markis Kido yang secara luar biasa menjadi juara di French Open Super Series 2013, meskipun melihat nama besar Kido sebenarnya itu bisa dimaklumi. Tommy Sugiarto, putra dari Icuk Sugiarto yang dulu juga menjadi bintang bulutangkis dunia, juga berhasil merebut gelar Super Series pertamanya di Singapore Open dan juga menjadi finalis di beberapa turnamen besar lainnya. Lalu masih ada pasangan beda generasi Praveen Jordan/ Vita Marissa yang menjuarai Indonesia Open GP Gold.
Pada akhir tahun Ahsan/ Hendra juga menjuarai BWF Superseries Final, gelar pertama Indonesia sejak pertama kali ajang ini diselenggarakan. Dan berkat prestasinya yang luar bisa, kurang dari setahun sejak disatukan, Ahsan/ Hendra sudah menembus peringkat satu dunia, dan di awal 2014 dinobatkan sebagai Most Valuable Player PBSI 2013.
Beberapa nama talenta muda Indonesia juga mulai terlihat, meskpun belum begitu matang. Seperti ganda putera Berry Anggriawan/ Ricky Karanda Suwandi yang di beberapa turnamen berhasil menumbangkan nama-nama besar dan bahkan menembus final turnamen sekelas Grand Prix Gold.
Dan di All England 2014 Indonesia kembali menorehkan prestasi, lagi-lagi melalui Ahsan/ Hendra dan Tontowi/ Liliyana di mana mereka berempat berhasil mempersembahkan dua gelar All England untuk Indonesia. Meskipun pemain-pemain lain masih banyak yang berguguran di babak awal, tapi setidaknya gelar ini akan cukup ampuh untuk mendongkrak semangat para pemain.

Dick Sudirman dan Suharso Suhandinanta
Berdasarkan situs resmi Badminton World Federation (BWF), terdapat empat level atau tingkatan kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan oleh BWF. Selayaknya kasta atau level yang kita kenal, level yang lebih tinggi akan memberikan point yang lebih besar juga, dan tentunya juga prestige yang lebih bagi pemenangnya.
Level teratas diisi oleh kejuaraan-kejuaraan beregu, dan situs BWF secara spesifik menyebutkannya sebagai Thomas Cup, Uber Cup, Sudirman Cup dan Suhandinata Cup. Thomas dan Uber Cup tentunya sudah dikenal oleh sebagai pencinta bulutangkis sebagai turnamen beregu untuk putra dan putri. Sudirman Cup juga beregu, namun tidak memisahkan antara putera dan puteri. Cabang yang dipertandingkan di Sudirman Cup (Piala Sudirman) adalah tunggal putera, tunggal puteri, ganda putera, ganda puteri dan ganda campuran. Piala Suhandinata sendiri lebih mirip Piala Sudirman, tapi untuk kelas junior.
Yang menarik di sini adalah, Sudirman Cup dan Suhandinata Cup merupakan turnamen yang merupakan bentuk penghargaan kepada Indonesia, atau orang-orang Indonesia yang berperan sangat besar dalam bulutangkis. Dan fakta bahwa selain Thomas dan Uber Cup hanya ada dua turnamen ini yang berada di kasta tertinggi tentunya sangat membanggakan bagi kita bangsa Indonesia.
Bukan asal-asalan saja kedua tokoh Indonesia ini dipilih untuk diabadikan namanya di dalam turnamen paling bergengsi sejagat bulutangkis. Sudirman yang dimaksud di sini adalah Dick Sudirman (awalnya sih saya mengira Jendral Sudirman), salah satu pendiri PBSI dan pernah memimpinnya selama 22 tahun. Selain itu dia juga pernah menjadi wakil presiden International Badminton Federation (IBF). Dan pada tahun 1997, Dick Sudirman mencatatkan namanya di Badminton Hall of Fame.
Sementara Suharso Suhandinata adalah tokoh sentral di balik penyatuan WBF dan IBF. Jadi dulu ada dua induk bulutangkis dunia yang tidak terikat satu dengan yang lainnya, dan setiap negara hanya memilih salah satunya. Sebagai contoh China memilih World Badminton Federation (WBF) sementara Indonesia memilih International Badminton federation (IBF). Makanya sebelum tahun 1980an Indonesia dan China hampir tidak pernah bertemu. Keberhasilan Suharso Suhandinata menyatukan keduanya, yang saat itu menjadi Ketua Bidang Luar Negeri PBSI membuatnya dijuluki Mr Diplomat. Selain itu, Suhandinata juga sukses mengantarkan bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di olimpiade. Di dalam negeri sendiri Suhandinata adalah pendiri Klub Tangkas yang sampai saat ini selalu rutin menghasilkan pemain-pemain terbaik Indonesia seperti Liliyana Natsir.

Sebenarnya selain nama-nama yang dituliskan di atas, masih sangat banyak pahlawan-pahlawan bangsa dari lapangan bulutangkis. Saya tidak menuliskannya di sini bukan berarti mengecilkan prestasi dan usaha mereka.
Sumber : Alfathirahmat

"KING", Film Bertema Bulu Tangkis Pertama Di Dunia

  No comments    


Nia Zulkarnaen dan suaminya, Ari Sihasale mengangkat tema King dan Bulutangkis ke layar lebar. Meski banyak figur pebulutangkis nasional yang tak kalah hebat dengan Liem Swie King, namun Karisma sang legendaris yang dikenal memiliki smash “King” yang mematikan seolah tak lapuk oleh zaman. Justru karisma “King” semakin mamancar. Ini terbukti dengan di usungnya cerita King dan olah raga bulu tangkis ke layar lebar.

Menurut Nia, film berjudul ”King” yang mengambil tema olahraga bulutangkis, bertujuan untuk lebih memasyarakatkan kembali olah raga bulutangkis di Indonesia. Kita merasa bahwa bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga kebanggaan Indonesia yang sering mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, dimana bagi Indonesia tradisi emas di Olimpiade itu masih dihasilkan dari cabang olahraga bulutangkis.

Film ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan keindahan Indonesia kepada dunia internasional. Itulah sebabnya kita melakukan shooting di daerah-daerah, seperti di Kawah Ijen, Wonosobo, Bondowoso dan Situbondo, karena ini adalah sebuah film tentang olahraga bulutangkis tetapi settingnya adalah daerah, apalagi memang sebuah pertandingan bulutangkis itu tidak harus selalu dilakukan didalam ruangan.

Terinspirasi piala Thomas dan Uber

Ide untuk memproduksi film ini muncul saat kita menonton pertandingan piala Thomas dan Uber. Saat itu kita tergerak, karena selama ini film-film kita yang bertema olah raga hanya bercerita tentang sepak bola atau tinju, belum pernah ada film Indonesia yang berlatar belakang cerita tentang olah raga bulutangkis, baik ketika masa kejayaan kita dahulu yang pernah menjadi macan Asia dan dunia, hingga akhirnya kita sering kalah sekarang ini.

Film ”King” ini bukan merupakan otobiografi dari seorang Liem Swie King, melainkan sebuah inspirasi dari figur, semangat, dan kesuksesan Liem Swie King di masa kejayaannya dahulu. Dia adalah seorang pemain bulutangkis yang sangat mengidolakan dan mencintai bulutangkis, disamping juga sebagai seorang ayah yang sangat dekat dengan anak-anaknya. Dan dia berkeinginan agar anak-anaknya juga bisa berhasil menjadi kebanggaan Indonesia.

Di dalam memproduksi sebuah film, kita tetap berpegang pada visi untuk selalu menyajikan film-film yang baik dari segi cerita dan penggarapannya, yaitu film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa Idonesia. Jadi bisa dibilang bahwa film ini adalah film edutainment. Karena pendidikan itu bisa dilakukan tidak hanya disekolah formal saja, artinya dunia hiburan juga bisa menjadi sarana pendidikan, yaitu melalui penyampaian informasi yang positif. Dan pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah mengenai cinta kasih, persahabatan, kebersamaan dan semangat.

Untuk promosi dan pendistribusian film ”King” , kebetulan karena kita cukup lama di PBSI dan membantu sebagai Humas di Badminton Asia Confederation (BAC), maka kalau misalnya nanti ada meeting BAC, kita akan coba bawa film ”King” ini untuk kita tawarkan, paling tidak kepada negara-negara yang menyukai bulutangkis, sepertiKorea, Jepang, China, India, Malaysia, Hongkong, Denmark, Swedia, Inggris dan sebagainya.
”King” ini adalah film bertema bulutangkis yang pertama di dunia, itu artinya Indonesia boleh berbangga hati dalam hal ini, dan dengan demikian semoga saja IBF tergerak untuk membantu
mempromosikan film ini. KING adalah film ketiga dari Alenia Picture dan karya perdana sutradara Ari Sihasale yang juga mebuahkan film lain diantaranya Denias dan Liburan Seru. Lokasi pembuatan film selama 38 hari di tiga tempat, yaitu di Kudus, kawasan Kawah Ijen, dan Banyuwangi.

Proses Pembuatan
Hambatan utama dalam pembuatan film ”King” ini adalah medannya yang cukup berat, karena kita membuatnya di lereng-lereng gunung, apalagi dalam cuaca yang sedang musim hujan, dimana kita harus berjalan kaki selama dua jam untuk sampai ke lokasi shooting, tetapi lokasinya memang sangat indah. Kita memang sengaja tidak melakukan shooting di perkotaan atau di Jakarta, karena kita pikir sudah banyak yang tahu Jakarta dan mungkin hingga ke luar negeri. Karena itu lebih baik kita mempromosikan daerahdaerah Indonesia lainnya yang jarang tereksplor di luar, supaya lebih banyak lagi wisatawan lokal dan mancanegara yang datang ke Kawah Ijen, Wonosobo, Bondowoso dan Situbondo.

Dari segi biaya, film ini termasuk kategori lumayan mahal, karena kita menggunakan Camera 35 mm yang menggunakan film seluloid dan juga transportasi ekstra untuk mencapai lokasi shooting, itulah yang mungkin menyebabkan biayanya menjadilebih besar dibandingkan denganfilm yang menggunakan cameradigital, tetapi saya rasa itu masih standar. Memang sudah pasti film itu ada segi bisnisnya, dimana akhirnya harus ada keuntungan untuk kita gunakan sebagai modal untuk membuat film-film berikutnya. Tetapi jangan lupa bahwa film itu adalah sebuah karya seni yang juga bisa kita gunakan sebagai public relation bangsa kita kepada masyarakat internasional. Jadi walaupun memang bagus, public relation itu jangan hanya melalui taritarian, lagu, wayang, atau lukisan saja, tetapi juga melalui film. Karena film merupakan bahasa gambar yang lebih universal dan lebih mudah dimengerti, apalagi teknologinya juga memang sudah cukup canggih, sehingga dengan demikian masyarakat Indonesia dan juga internasional bias terbuka matanya untuk melihat Indonesia secara lebih utuh.

Apalagi belakangan ini banyak image jelek yang kita dengar diluar, dimana mungkin orangorang diluar hanya sekedar melihat potongan-potongan berita di TV. Karena itu dengan mereka menonton film-film kita yang bagus, yang juga menampilkan tentang budaya dan keindahan alam kita, mereka bisa mengetahui bahwa ternyata Indonesia itu indah, Indonesia tidak cuma Bali atau Lombok tetapi juga ada Papua dan sebagainya, bahwa ternyata orang Indonesia itu ramah dan baik.

Sebagai pekerja seni, kami percaya bahwa banyak pesan-pesan positif yang bias disampaikan melalui film tanpa terkesan menggurui. Anak-anak kita sekarang sudah maju dan tidak senang kalau hanya dituntut tidak boleh begini dan begitu tanpa alasan yang kuat dan tepat, jadi tidak cukup kalau hanya melalui kegiatan seminar dan sejenisnya. Melalui film, mereka seperti sedang menonton hiburan, padahal disitu kita juga sedang menyampaikan pesan bahwa kalau ingin sukses, mereka harus punya cita-cita, sekolah dengan sungguh-sungguh dan kerja keras.

Sebagai cineas kita juga sering diundang oleh kedutaan-kedutaan untuk pemberian beasiswa S2, dimana sudah ada 5 orang cineas dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa tersebut. Kita juga\ menyelenggarakan pekan film Indonesia di KBRI-KBRI, dimana ada peserta yang mengira bahwa film-film kita itu lokasi shootingnya di Afrika dan New Zealand, padahal itu di Papua, di Indonesia. Jadi kita perlu memberikan penjelasan kepada mereka, bahwa keindahan alam Indonesia itu tidak kalah dengan negaranegara lain, Indonesia memiliki banyak sekali daerah-daerah dengan pemandangan yang indah luar biasa.

Informasi ini saya dapat dari Tabloid Diplomasi Edisi 2009

Rabu, 25 Februari 2015

PBSI Panggil Pemain Muda Bergabung Ke Cipayung

  No comments    

PBSI mengumumkan nama-nama pemain muda yang akan menghuni Pelatnas Cipayung berdasarkan hasil pertandingan di Kejurnas 2014 dan pemantauan penampilan sejumlah atlet muda pada kompetisi Victor Junior Master 2014 yang dihelat pada tanggal 19-23 Desember 2014. Kompetisi ini dimanfaatkan sebagai wadah untuk memantau perkembangan pemain muda serta menginventarisasi para pemain yang bisa menjadi harapan Indonesia di masa depan.

“Sama seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, dari awal slot untuk penghuni Pelatnas adalah 66 orang. Awal tahun kami sudah memanggil 60 orang dan satu keluar. Jadi sekarang kami panggil lagi tujuh orang untuk melengkapi slot tersebut,” ujar Achmad Budiharto, Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI saat konferensi pers di Pelatnas Cipayung.

Dalam rangka memenuhi salah satu milestone kepengurusan PP PBSI 2012-2016, yaitu mempersiapkan para pemain muda untuk berlaga di Olimpiade 2020, maka PBSI memanggil sejumlah nama pebulutangkis untuk bergabung ke Cipayung dengan mekanisme pemanggilan tetap dan pemanggilan untuk magang di Pelatnas Cipayung.

“Untuk pemain yang berstatus magang, mereka bisa mengembangkan talenta yang mereka miliki untuk menjadi lebih baik dan mendapatkan pengalaman berlatih dengan senior. Namun, setelah 3 bulan, akan ada evaluasi, bisa diambil untuk bergabung di Pelatnas atau dikembalikan ke klubnya untuk dibina lagi. Sedangkan untuk yang berstatus tetap, sama seperti sebelumnya, evaluasi dilakukan di akhir tahun,” tambah Budi.

Atlet dengan pemanggilan tetap akan dievaluasi sampai satu tahun ke depan atau saat promosi dan degradasi pada bulan Desember 2015 dan untuk pembiayaan keberangkatan ke kejuaraan akan ditanggung oleh PBSI. Sedangkan untuk pemain dengan pemanggilan magang, mereka akan dipantau dalam waktu tiga bulan dan semua pembiayaan keberangkatan kejuaraan akan ditanggung oleh klubnya masing – masing.

“Kami perlu mempersiapkan para pemain muda untuk proyek Olimpiade 2020 dari sekarang. Para pemain muda ini masih membutuhkan jam terbang untuk bertanding serta berlatih dengan seniornya untuk meningkatkan power dan skill mereka. Untuk itulah mereka perlu ada di Cipayung agar bisa kami memantau perkembangannya,” kata Rexy Mainaky, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

Berikut daftar nama pemain tetap yang dipanggil untuk bergabung ke Pelatnas Cipayung 2015:
Tunggal Putra:
1.    Panji Ahmad Maulana – Mutiara Cardinal Bandung
2.    Enzi Shafira – Mutiara Cardinal Bandung
3.    Krisna Adi Nugraha – Jaya Raya Jakarta
4.    Redy Perdana – SGS PLN Bandung
5.    Reksy Aureza Megananda – Djarum Kudus

Tunggal Putri :
6.    Priskila Siahaya – Exist Jakarta

Ganda Campuran :
7.    Shela Devi Aulia – Jaya Raya Jakarta
Berikut daftar nama pemain magang yang dipanggil untuk bergabung ke Pelatnas Cipayung 2015:
Tunggal Putra :
1.    Chico Aura Dwi Wardoyo – Exist Jakarta
Tunggal Putri :
2.    Erlina Kurniati – Sarwendah Badminton Club
3.    Gabriela Meilani Moningka – Jaya Raya Jakarta
4.    Lyanny Alessandra Mainaky – Putra Mainaky
Ganda Putra :
5.    Hidayat Setiawan – Tangkas Jakarta
Ganda Campuran :
6.    Tedi Supriadi – Djarum Kudus
7.    Mychelle Chrystine Bandaso – Djarum Kudus
8.    Beno Drajat – Mutiara Cardinal Bandung
9.    Yulfira Barkah – Mutiara Cardinal Bandung